Onani bagi pria tidak membahayakan kesehtan,menurut hasil penelitian para ahli Onani bisa cegah Cancer prostate.
Jika Anda pria, atau memiliki kelenjar prostat seperti yang dimiliki setiap pria, ada resep baru untuk menurunkan risiko memperoleh kanker prostat: onanilah secara teratur. Onani reguler, menurut penelitian Cancer Council Victoria, Melbourne, membersihkan senyawa kimia penyebab kanker dari kelenjar prostat.
"Senyawa kimia yang dapat memicu kanker akan menumpuk di kelenjar prostat, jika pria tak pernah mengalami ejakulasi secara reguler," kata para peneliti itu, seperti dikutip News Scientist terbaru.
Prostat adalah kelenjar tempat memproduksi cairan khusus untuk campuran semen. Semen adalah cairan di mana sperma berenang. Cairan yang diproduksi prostat berperan mengaktifkan sperma dan mencegah sperma--jumlahnya bisa jutaan hanya dalam semililiter--saling melengket.
Prostat terdapat di bawah kantong kemih, di depan dubur, dan berukuran sebesar buah kenari. Hanya pria yang memiliki prostat, jadi cuma jenis kelamin ini yang terserang kanker prostat.
Para peneliti menemukan hubungan antara onani dan risiko kanker prostat setelah meneliti aktivitas seksual 1.079 penderita kanker prostat dan 1.250 pria yang bebas kanker itu. Tim di bawah pimpinan Graham Giles itu menemukan, kanker prostat kurang senang pria yang berusia 20-50 tahun dan secara teratur mengalami ejakulasi, dibanding pria pada rentang yang sama dan kadang-kadang ejakulasi. Efek antikanker onani terbesar pada mereka yang berusia 20-an.
Sekadar tips, jika Anda ejakulasi lebih dari lima kali sepekan, risiko Anda mengembangkan kanker prostat di kemudian hari menurun hingga sepertiganya.
Giles dan sejawatnya berpikir, ejakulasi mungkin mencegah akumulasi senyawa karsinogen (penyebab kanker) di kelenjar prostat. Bahwa prostat adalah juga kolam karsinogenik--selain mengandung berbagai senyawa dalam konsentrasi tinggi yang potensial merusak sel, termasuk potasium, seng, fruktosa, dan asam sitrat--benar belaka. Penelitian pada hewan menunjukkan, tubuh juga mengumpulkan senyawa-senyawa penyebab kanker, seperti 3-methylchloranthrene yang ditemukan dalam asap sigaret, di prostat. Semua senyawa itu ditarik ke dalam kelenjar prostat dari darah.
"Ini," kata Giles, "adalah hipotesis tentang 'prostat yang mengalami stagnasi'." Makin sering Anda membilas salurannya, dia melanjutkan, kian sedikit senyawa karsinogen menempel dan mencederai dinding sel-sel yang menampungnya--seperti hubungan antara kanker payudara dan menyusui; menyusui berarti membilas karsinogen di payudara dan hasilnya risiko kanker itu turun.
Ejakulasi, Giles menambahkan, boleh jadi juga merangsang kelenjar prostat untuk dewasa penuh. Dengan demikian, prostat lebih sukar dirusak senyawa karsinogen.
Giles juga mengatakan, hasil penelitian itu tidak bertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya. Penelitian yang dimaksud Giles adalah riset yang menunjukkan makin tinggi aktivitas hubungan badan--dengan banyak orang atau dengan sedikit orang--meningkatkan risiko serangan kanker prostat hingga 40 persen.
Giles mengungkapkan, penelitian sebelumnya tak dapat merekam efek menguntungkan ejakulasi, bahkan memberi kesimpulan berlawanan, karena memusatkan perhatian pada hubungan kelamin--yang berasosiasi dengan risiko mendapat infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual, dan diketahui dapat meningkatkan risiko kanker pada laki-laki. Nyatanya, "Jika ejakulasi dipisahkan dari hubungan badan, seperti yang dapat diberikan melalui onani, ejakulasi memberi efek antikanker prostat yang bahkan lebih kuat," katanya.
Giles agaknya benar. "Ini teori yang masuk akal," kata Dr. Chris Hiley, pemimpin kebijakan dan riset Prostate Cancer Charity Inggris, kepada BBC News Online, Rabu (16/7).
Anthony Smith, Wakil Ddirektur Australian Research Centre in Sex, Health and Society di La Trobe University, Melbourne, mengatakan, riset ini dapat mempengaruhi bentuk nasihat dokter tentang gaya hidup pasiennya. Paling tidak, "Ini alasan sempurna bahwa pria harus didorong untuk masturbasi."
Masturbasi? Nanti dulu. Bagaimanapun penelitian ini dilakukan di Australia, jadi tak ada jawaban langsung untuk pertanyaan Anda: jika suami-istri saling setia, sehat, apakah manfaat antikanker yang diberikan dengan sering onani bisa diperoleh dengan memperbanyak hubungan suami-istri?
Kedua penelitian yang hasilnya bertentangan itu hanya memiliki sebuah variabel berbeda: ada tidaknya penyakit infeksi yang ditransmisikan melalui hubungan seksual. Jadi, jika tak ada risiko infeksi, hubungan suami-istri kelihatannya sama baik dalam melindungi prostat seperti onani.
Sebaiknya, pilihlah hubungan suami-istri. Hubungan ini memiliki lebih banyak manfaat yang tak dapat diberikan onani--dari menyehatkan metabolisme, hingga jantung, saraf, pikiran, dan baik untuk "atmosfer" rumah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar